Jumat, 13 Januari 2012




Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kita semua tentu sepakat bahwa setiap manusia diciptakan sebagai makhluk individu. Namun demikian, bukan berarti setiap individu dapat hidup tanpa  membutuhkan pertolongan individu lainnya. Secara kualitatif, setiap individu memiiki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Seseorang dikatakan berkelebihan jika memiliki kemampuan yang jarang dimiliki individu lainnya. Adapun seseorang dikatakan berkekurangan jika ia tidak memiliki sesuatu yang lazim oleh individu pada umumnya. Karena itulah tolong menolong bagi manusia merupakan sebuah keniscayaan. Dalam skala lebih besar, sikap tolong menolong terlihat dari kecenderungan manusia yang tak bisa lepas dari hidup bermasyarakat.
Menurut pandangan Islam, hidup bermasyarakat bagi manusia adalah sunnatullah. Prinsip hidup bermasyarakat banyak diuraikan di dalam al-qur'an, diantaranya surah al-anfal ayat 72, al-hasyr ayat 9, ali imran ayat 103, al-hujurat ayat 10 dan al-maidah ayat 2. Adapun dari pandangan ilmu pengetahuan, keniscayaan manusia sebagai makhluk sosial sudah menjadi kesepakatan umum. Individu yang tidak berhubungan dengan individu lainnya adalah sesuatu yang tak lengkap, dan jarang sekali ditemui dalam kenyataan hidup. Dari tinjauan psikologis, manusia memiliki dua dorongan hidup, yakni dorongan keakuan dan kekitaan. Kedua dorongan inilah yang menjadi dasar munculnya dua hakikat sifat manusia, yaitu sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Islam memandang bahwa bermasyarakat adalah suatu keharusan. Mustahil manusia dapat hidup terpencil seorang diri. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sikap tolong menolong menjadi sebuah keniscayaan. Bahkan setiap muslim diwajibkan untuk memikirkan keadaan masyarakat di sekitarnya. Meski disisi lain Islam mengakui hak individu (HAM), bukan berarti seorang muslim boleh lepas tanggung jawab di dalam kehidupan bersama. Islam sangat menekankan pentingnya menghormati dan mencintai sesama. Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah beriman seseorang diantara kalian hingga ia (dapat) mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari).
Selain hidup tolong menolong dan bermasyarakat, kecenderungan manusia lainnya adalah berorganisasi. Secara individu, setiap manusia tentu memiliki suatu cita-cita atau keinginan. Jika cita-cita tersebut begitu besar maka seseorang akan butuh pertolongan orang lain. Bahkan bukan tidak mungkin seseorang akan meminta bantuan banyak pihak untuk mewujudkan keinginannya. Pencapaian tujuan yang melibatkan banyak orang itulah yang kemudian membutuhkan sebuah pengaturan, dalam istilah lain pengaturan ini biasa disebut pengorganisasian, dengan pengorganisasian, tujuan atau keinginan akan lebih mudah tercapai karena proses pencapaiannya lebih teratur dan terarah.